Sabtu, 18 Maret 2017

Fakta Kehidupan

Realita


Hari ini aku merasakan setiap keegoisan yang ada pada diri manusia.. keegoisan yang sangat nyata keberadaannya.. nyatanya,, pantas tidaknya segala sesuatu aku yakin setiap orang sadar akan diri mereka masing-masing walau terkadang kesembongan memanipulasi kepantasan seseorang.. Realita ini sangat dalam,, sedikit miris tapi itulah manusia.. bahkan aku merasa telah terperosok di dalamnya.. Apa itu?? sebuah hasil yang mengecewakan.. yang membuat setiap yang merasa pantas marah dan murka.. mungkin,, begitupun aku.. lantas aku menemukan sebuah celah.. celah yang kadang sangat jarang untuk disadari.. pernahkah ketidakpantasan yang disimbolisasikan dengan sebuah kepantasan membangunkan murka kita?? sadarkah?? saat ada yang jauh lebih pantas dari kita nyatanya hanya dapat sebuah simbol ketidakpantasan.. murkakah kita?? TIDAK.. justru hal itulah yang menghidupkan kesombongan dalam diri.. sadarkah kita?? betapa tidak adilnya kita pada diri kita sendiri.. seakan membunuh setiap hikmah positif menuju kehidupan yang negatif... Aku sadar justru disitulah kepantasan seorang manusia.. siap untuk menjadi yang di atas.. dan harus siap untuk menjadi yang dibwah.. saat kita menemukan hikmahnya tak ada lagi kata pantas,, tak ada lagi kata tidak pantas.. karna yakinlah sgala yang kita anggap buruk akan berbuah manis kedepannya.. tunggulah rasa manis itu dengan kesabaran dan keikhlasan.. Karna hidup tak hanya sampai disini.. bertahan dengan selimut iman dan keikhlasan,, maka keindahan akan muncul tepat dihadapanmu.. semoga saja Aamiin Ya Allah.. J


Sabtu, 11 Maret 2017

Al-Insyirah

Al-Insyirah (Melapangkan)


"Bukankah kami telah melapangkan dada (Muhammad)"

"dan, kami pun telah menurunkan bebanmu darimu"

"yang memberatkan punggungmu"

"dan kami tinggikan sebutan (nama) mu"

"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan"

Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan

“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan lain)”

“dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap”



Kamis, 02 Maret 2017

Abada : Selamanya


"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya siang dan malam terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal"

"Bahwasanya, ketika melaksanakan solat tepat waktu. Ada kehidupan yang lebih baik sedang tersusun secara rapi."

"Islam membangkitkan kesadaran dan perhatian manusia terhadap pentingnya waktu dengan gerak bumi dan peredarannya, perjalanan matahari dan bintang-bintang serta pergantian siang dan malam"

"Shalat lima waktu adalah 'timbangan harian', shalat jum'at adalah 'timbangan mingguan', shaum ramadhan adalah 'timbangan tahunan', dan ibadah haji adalah 'timbangan usia'. "

"Apabila akhir daripada umur adalah kematian. Panjang pendeknya umur adalah sama."

Cerpenku Sahabat Takkan Pernah Terputus

PERSAHABATAN TAKKAN PERNAH TERPUTUS

Sahabatku…
Perjuangan tak pernah putus karena diikat dengan rantai iman
Mujahid tak keseorangan karena diikat dengan rantai ukhuwah
Istiqamah dalam perjuangan sebagai bukti keimanan
Semoga ikatan ukhuwah ini terbina Selamanya

Sasha seketika itu berbalik, sinaran bola mata dengan senyuman indah tak terbayangkan  berada dihadapannya saat ini. Kenangan masa lalu pun muncul entah bagaimana.
“Sasha! Papa dan mama ingin kamu masuk ke pondok pesantren nak…”
Sasha yang saat itu sedang melukis hanya menatap kedua orang tuanya dan langsung melanjutkan lukisannya.
Pak Robi (Papa Sasha) yang heran pun bertanya “Kamu gak kaget nak??” Sambil tetap  melukis Sashapun menjawab “Untuk apa kaget Pa??”. Ibu Ningsih (Mama Sasha) mencoba memperjelas “Mama dan Papa ingin Sasha bisa lebih bergaul, namun terkontrol. Sasha terlalu pendiam dan cuek nak. Dan kalau Sasha gak bergaul,, itu akan buruk buat Sasha nak! Mama Papa akan nganter Sasha minggu depan insyaallah”. Untuk pertama kalinya dalam percakapan tersebut Sasha meletakkan kuasnya dan menatap tajam kedua orang tuanya sambil berfikir dan menjawab “Iyy, pa ma”. Sashapun langsung bangkit dari tempat duduknya dan langsung meninggalkan kedua orang tuanya sambil membawa perlengkapan melukisnya.


“Inilah pondok pesantren Al-Amin nak, menurut kamu gimana??”. Tiba-Tiba bu Ningsih dan Pak Robi yang sedang berdiri di depan PonPes tersebut bertemu dengan sahabat lamanya yaitu Pak Fatih dan Ibu Rahma. Merekapun bercakap-cakap sambil melepaskan rasa rindu, yang sudah lama tak bertemu. Ternyata Pak Fatih dan Ibu Rahma mempunyai seorang anak yang bernama Nazifa yang juga bersekolah di PonPes. Dia begitu lembut, baik dan sopan. Orang tua Sashapun tertarik pada sifat yang dimiliki Nazifa dan berharap Nazifa dapat bersahabat dengan Sasha. Nazifa begitu senang mendengarnya dan langsung menganggap Sasha menjadi sahabat baiknya.

Hari itu adalah hari pertama Sasha tinggal di PonPes Ia tidur bersama Nazifa, Syifa dan Ainun dalam satu kamar. Sasha merasa sangat asing saat tinggal di pondok. Kehidupannya berubah dari segala segi, ia harus mengantri makan, minum, mandi dll. Bahkan Sasha sering terlambat ke sekolah karena belum bisa mengatur waktu dengan baik, dia merasa sangat terpuruk disana. Diwaktu liburpun dia melukis sampai 5 lukisan. Teman-teman yang lain sangat senang melihat lukisannya itu kemudian dipajang dikamarnya. Nazifa hanya tersenyum melihatnya karena dia tahu bahwa sahabatnya itu begitu merindukan kehidupan lamanya 



Suatu hari saat mereka bersama-sama menuju ke sekolah Nazifa terlihat sangat lesu dan bertanya pada Sasha “Kamu sudah sarapan??” Sasha hanya terbingung dan terdiam, kemudian berkata dalam hati “ini orang aneh banget sih! Gk mikirin keadaannya yang pucat gitu,, malah nanyain aku”. Tiba-tiba saja ada darah yang keluar dari hidung Nazifa. Syifa dan Ainun terkaget dan langsung membawa Nazifa menuju kamarnya. Sasha terdiam dan terpaku ditempatnya, entah apa yang ada dalam pikirannya, diapun langsung menuju ke kelas.

Beberapa menit kemudian Syifa dan Ainun tiba di kelas dan memanggil Sasha “Sha mama, papa situ datang”. Sashapun menuju bu Masturi untuk meminta izin menemui kedua orang tuanya yang datang menjenguknya, dengan wajah dinginnya ia pun menuju tempat dimana papa dan mamanya berada. Saat bertemu dengan kedua orang tuanya ia berusaha untuk menyampaikan sesuatu yang ia pikirkan, sambil berusah menjaga perasaan kedua orangtuanya tanpa menghilangkan sikap dinginnya ia menyampaikan kepada kedua orang tuanya bahwa ia ingin pindah sekolah dan dia kurang bisa beradaptasi di pondok itu. Orang tuanyapun sedih mendengarnya, namun daripada harus melihat anak satu-satunya menderita lebih baik mereka mengabulkan permintaan anaknya dengan satu syarat yaitu dia akan pindah setelah selesai semester.

Semenjak mendengar keputusan yang bijak dari kedua orang tuanya, Sasha begitu memfokuskan dirinya dalam melukis, ia semakin gemar melukis. Kali ini lukisan Sasha terlihat lebih ceria namun tetap dingin.

Nazifa mulai bisa menebak sepertinya Sasha akan pindah sekolah, Nazifa begitu bingung karena akan kehilangan salah satu sahabat yang tidak pernah menganggapnya.
Kini waktunya Sasha untuk pindah, Nazifa terlihat begitu sedih. Bu Ningsih memeluk Nazifa dan berkata “Nak, makasih telah membantu bahkan menjaga Sasha. Salam buat orang tuamu ya nak!” Nazifa semakin sedih. Sasha pun pergi, dalam perjalanan Sasha melukis pemandangan di sepanjang jalan yang ia lewati, tiba-tiba terbayang wajah Nazifa yang begitu baik dalam benak Sasha. Dia merasa menyesal tidak pernah menganggap Nazifa sebagai sahabat. Sashapun bertanya pada papa dan mamanya “Pa, Ma.. rapor Sasha masih di Al Amin kan???”. “Iyy nak.. nanti kita akan kembali untuk mengambilnya”. Sasha pun merasa masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki perilakunya terhadap Nazifa.
Waktunya Sasha untuk mengambil rapornya di PonPes Al-Amin.
Dengan membawa 2 lukisan ia langsung menuju ke kamarnya dulu, begitu sampai di PonPes. Terlihat disana sedang duduk 2 teman kamarnya sewaktu masih di PonPes. “Sasha???” ucap Syifa seakan tidak percaya atas keberadaan Sasha. Sasha malah membalasnya dengan sebuah pertanyaan. “mana Nazifa??” dan mengulanginya lagi “mana Nazifa???”. Ainunpun menjawab “Nazifa …” tiba-tiba Syifa menutup mulut Ainun dan berkata “situ harus terima ini dulu, ini titipan dari Nazifa”. Sashapun membuka sebuah kartu yang telah dihiasi sedemikian rupa dengan isi:

Sahabatku…
Perjuangan tak pernah putus karena diikat dengan rantai iman
Mujahid tak keseorangan karena diikat dengan rantai ukhuwah
Istiqamah dalam perjuangan sebagai bukti keimanan
Semoga ikatan ukhuwah ini terbina Selamanya

“mana Nazifa???” Sasha kembali bertanya dengan mata berkaca-kaca. Ainun seperti tak bisa menahan apa yang ingin ia sampaikan “cukup Syifa, Sasha butuh kejelasan dan aku gak mau ditahan lagi” Syifa terdiam “Sasha, Nazifa telah meninggal” lanjut Ainun penuh kesedihan.
Sasha tak bisa menahan lagi, mata yang berkaca-kaca kini telah menjadi hujan lebat yang tak terbendungi. “SA..HA..BAT..KU” untuk pertama kalinya seumur hidupnya ia mengucapkan kata sahabat,, ya Nazifalah orang yang paling tepat untuk dianggap menjadi seorang sahabat. Syifa dan Ainun pun ikut bersedih. Lukisan yang dibawa Sasha pun terjatuh, lukisan itu ternyata adalah lukisan wajah Nazifa. Syifapun berkata “Sasha,, sebelum Nazifa meninggal ia berkata


PERSAHABATAN TAKKAN PERNAH TERPUTUS’

Seketika bayangan-bayangan akan kenangan itu menghilang. Yup Sasha sadar, bahwa orang dengan mata berbinar dan senyuman manis yang sedang berada dihadapannyalah yang mengucapkan pernyataan terakhir Nazifa padanya. Merekapun berpelukan,, dengan penuh kesedihan akan kenangan pahit tersebut Sashapun meneteskan air mata dalam pelukan orang itu.
“Sasha…” ucap perempuan itu pelan. Sasha tak melepaskan dekapannya pada sahabatnya itu. “Sasha…” ucapan yang sama dengan memanggil nama Sasha seolah perempuan ini masih belum percaya akan orang yang ia peluk adalah Sasha. “Ya,, ini nyata kamu adalah sahabat ku yang dingin,,, Sasha!!!!” perempuan itu mulai meyakini dirinya. Namun Sasha belum bisa berkata apapun. Sasha mengagguk meyakinkan perempuan itu.
###

      Bahwasanya, teman-teman terbaik adalah yang dapat menolong kita di akhirat kelak. Hanya seorang temanlah yang dapat menolong kita, selain syafa’at-syafa’at lainnya. Karenya beruntunglah kita, ketika kita memiliki seorang teman/sahabat yang soleh/solehah, sesungguhnya itu adalah sebuah nikmat yang Allah berikan kepada kita. Maka dari itu carilah seorang sahabat yang dapat membawa kita ke jalan kebaikan. Semoga Allah mengirimkan kita kekasih yang di cintaiNya untuk menjadi sahabat dunia dan akhirat bagi kita. Aamiin.